Forever Love (chapter 2)

Posted by Cha Fani | Posted in | Posted on 8:39 AM

Seunghyun keluar dari balik pintu di bagian belakang toko ini. Di balik pintu itulah dy tinggal. Selama ini aq tau bahwa itu adalah rumahnya, namun aq tidak pernah mengetahui apa isinya. Dy keluar sambil membawa sebuah kardus yang entah isinya apa, tapi tampaknya isi kardus itu sangatlah berat hingga Seunghyun harus bersusah payah mengangkatnya. Lalu dy meletakkannya di atas sebuah lemari kecil, mengeluarkan satu persatu isinya. Isi kardus itu adalah pigura-pigura yang terbuat dari tanah liat dan sudah dihias dan membuat bentuknya menjadi lebih menarik. Aq berjalan ke arah Seunghyun, bermaksud membantunya untuk menyusun pigura-pigura itu di atas meja pajangan.

"Boleh aq bantu?" Seunghyun sekilas terlihat melirikku.
"Ya, tentu saja boleh," kali ini dy tersenyum lagi, aihhh~ tampannyaaa...!
"Ehmm~ tapi.." dy melanjutkan kata-katanya. "Kumohon kau berhati-hati membawanya, aq akan rugi besar jika kau memecahakannya seperti kau memecahkan cangkirku tadi" Ujarnya sambil sedikit tertawa bermaksud menghilangkan nada keraguan dalam kata-katanya. Takut aq akan tersinggung oleh kata-katanya.

Aq ikut tertawa, "Tentu saja aq akan berhati-hati, jangan khawatir Seunghyun," Aq menepuk-nepuk pundaknya, berusaha membuatnya rilex. Barulah akhirnya aq mulai mengangkut beberapa pigura ke atas meja dan menyusunnya. Aq menyadari bahwa sedari tadi Seunghyun memperhatikan q dengan pandangan awas. Yah, tapi aq berhasil menyusun pigura-pigura itu dengan sempurna tanpa membuat cacat sedikit pun pada benda itu. Seunghyun akhirnya tersenyum puas.

Seunghyun menoleh ke arah jam yang tergantung di dinding di atas kasir. Sudah hampir jam setengah delapan rupanya. Dy langsung buru-buru mengembalikan kardus ke dalam rumahnya dan sedikit membersihkan beberapa barang dagangannya yang diselimuti debu. Dy menghela nafas sebentar, kemudian menatap pada q.

"Ya! Byul-sshi, saat toko buka nanti, kau tunggu di rumah q saja ya, jangan keluar! Oke?"
"Waeyo? aq juga ingin di sini, menjaga toko bersamamu," rengek q seperti anak kecil.
"Haishhh~ lihatlah penampilanmu, baju putih mu sudah kotor," Aq menatap tubuh q, benar apa katanya. "Ayo~ ayo,, kau masuklah" Seunghyun mendorong-dorong q pelan dan kami berdua masuk ke dalam ruangan yang cukup besar, ruangan yg merupakan rumahnya, akhirnya aq bisa melihat isinya. Ruangan ini tampak besar, bersih, bergaya minimalis, beberapa perabotan terbuat dari kayu, beberapa tanaman hias tampak terletak di sudut-sudut ruangan, membuat nuansa ruangan ini menjadi lebih segar.

Di ruangan yang besar ini dy tinggal sendiri, aq jadi teringat, sebulan yang lalu adik angkatnya masih ada di sini, tinggal bersamanya. Aq berbalik menghadapnya dan menanyakan keberadaan adik angkatnya itu.

"Hei, bukankah sebulan yang lalu, kau masih tinggal bersama adik angkatmu? lalu kemana dy sekarang?" Seunghyun mengerutkan kening.
"Bagaimana kau tau soal adik angkat q?"
"Aq khn sudah pernah bilang, bahwa aq banyak tau soal dirimu Seunghyun!" aq berusaha meyakinkannya. Dy menghela nafas.
"Shin Ae maksud mu?"
"Ne"
"Dy sudah menikah, dan sekarang dy tinggal bersama suaminya, Kim Ki Bum,"
"Nugu?"
"Kim Ki Bum, suami Shin Ae"
"Wah dy mendahuluimu," Aq tersenyyum nakal padanya, menggoda Seunghyun.
"Ya, memang, dasar anak itu, jahat sekali mendahului q, harusnya aq yang lebih dulu menikah dari pada dy. Apalagi umurnya masih muda. Aq tidak mengerti jalan pikirannya, dan juga jalan pikiran suaminya. Berani sekali di umur yang masih muda ini mereka mengadakan pernikahan. Tidak adil!" Seunghyun menggerutu sambil menggembung-gembungkan pipinya, betapa cute nya dia. "Hei, kenapa kau tersenyum seperti orang gila? lucu mendengar cerita q?" Aq tersadar, dari tadi aq tersenyum-senyum menatap wajahnya, dan juga karena ceritanya. Aq masih punya banyak kesempatan.

"Haha, aq hanya merasa lucu saja, kenapa bukan kau yang menikah duluan? padahal kau kan sudah cukup umur, apa masih belum ada wanita yang menarik hatimu, hah?" Seunghyun menggeleng dengan imutnya, membuat q ingin mencubit pipinya.
"Ah~ sudah sudah, sekarang kau tunggulah di sini," Dy mengantarku ke arah sofa di depan tv, dy menyalakan tv na agar aq tidak bosan menunggunya. Tapi aq segera beranjak dari sofa itu, dan memanggil Seunghyun yang hendak keluar ke arah pintu toko.
"Seunghyun!" dy menoleh.
"Mwo? apa lagi?"
"Aq tidak mau menunggu di sini, aq ingin ikut bersamamu" rengekku sekali lagi.
"Aigoo~, Byul-sshi, aq harus bekerja," Aq memasang tampang kecewa. "Baiklahh..baiklah...." Seunghyun langsung menarikku, pergi ke lantai dua melalui tangga kayu. Akhirnya kami sampai di sebuah ruangan yang lebih kecil, yang merupakan kamar Seunghyun. Dy langsung membuka lemarinya.
"Byul-sshi, aq tidak punya baju perempuan, untuk sementara, kau dapat memakai kaus q," Dy memberikan sebuah kaus berwarna hitam serta sebuah celana training berwarna biru.

"Gantilah bajumu, aq menunggu di bawah," Aq mengangguk pelan, tanda mengerti ucapannya. Terdengar suara langkahnya menuruni anak tangga dengan cepat.Selesai mengganti baju, aq langsung turun ke bawah, menyusul Seunghyun.

Kini aq duduk di dekatnya, terdiam. Belum ada satu pun pengunjung yang datang. Yah~ memang di pagi hari, toko ini selalu sepi pengunjung, namun terkadang ada beberapa pengunjung yang akan pergi ke luar kota terburu-buru membeli oleh-oleh dan datang ke toko Seunghyun pagi-pagi. Seunghyun berdiri dari tempat dy duduk, pergi menuju pintu keluar, dy lupa memasang tanda OPEN pada pintunya. Aq tertawa kecil. Kemudian dy menoleh padaku.

"Byul-sshi, mau minum kopi bersama q di cafe itu?" Dy menunjuk ke arah cafe di seberang tokonya. Aq mengangguk cepat, sesegera mungkin aq pergi ke arahnya. Dy menggenggam tangan q, tangannya hangat dan besar. Aq tersenyum diam-diam menatapnya dari belakang.

Kami berdua menyebrangi jalanan kecil di depan art shop. Seunghyun menyuruh q duduk di tempat yang di pilihnya, seorang waiter datang pada kami dan menawarkan menu. Seunghyun memesan 2 cangkir kopi hangat. Aq menunggu sambil melihat-lihat ke arah jalanan, pandangan q kembali tertuju pada boneka yang terpajang di etalase art shop milik Seunghyun, aq tersenyum sekilas dan memandang ke tempat lain. Ini pertama kalinya, aq bisa mengedarkan pandangan q ke segala arah, melihat pemandangan di sekitar art shop selain langit dan cafe ini tentunya.

Beberapa menit kemudian, waiter yang tadi, mengantarkan dua cangkir kopi hangat dan menyajikannya di depan kami, dy juga menyajikan beberapa potong garlic bread di hadapan kami sebagai hidangan gratis.

"Ini, cobalah, aq yakin kamu belum pernah mencicipinya dan sekarang kau kelaparan," Seunghyun menyodorkan piring berisi garlic bread itu ke arah q. Aq mengambilnya satu dan memasukkannya ke mulut q. Sungguh~, rasanya sangat enak!

"Enak sekali!!" seruku kemudian melahap sekali lagi roti itu.
"Jeongmal?" tanyanya sambil tertawa melihat tingkah udik q. Aq mengangguk untuk kesekian kalinya. "Hahaha, roti itu memang sangat enak, cocok untuk sarapan pagi," katanya sambil menyeruput kopinya.

Sudah cukup aq memakan dua potong garlic bread, aq merasa haus, lalu aq mengambil cangkir kopi q. Sebelum aq menempelkan bibir q pada bibir cangkir, Seunghyun memanggilku.

"Byul-sshi" Aq mendongakkan kepala q, menunggu dy mengucapkan kata-kata berikutnya. "Hati-hatilah~, jangan sampai kau meneguknya seperti meneguk coklat panas q tadi" ujarnya mengingatkan. Aq senang dy memperhatikan q, lalu aq mulai menyeruput kopi q pelan-pelan. Wangi kopi itu enak, segalanya baru pertama kali q rasakan hari ini. Menyentuh Seunghyun, berbicara dengannya, masuk ke dalam rumah di belakang tokonya, membantunya, memakai bajunya, duduk di dekatnya, berhadapan dengannya, mencicipi kopi, coklat, dan juga garlic bread. Fuahhh~, sangat menyenangkan, benar-benar baru kali ini aq bisa merasakan hidup q sebagai seorang manusia. Sangat Indah~ hahahaha.

Seunghyun membetulkan posisi duduknya, matanya memandang ke arah q. Sepertinya dy akan menanyakan suatu hal. Akhirnya dy berdehem, dan mulai membuka mulutnya.

"Byul-sshi" lagi-lagi Seunghyun memanggil nama q dengan lembutnya. "Huffff..., sejak awal pertemuan kita pagi tadi, aq sangat heran denganmu. Aq menemuimu tersungkur di depan toko q, q pikir saat itu kau pingsan, dan aq memanggilmu sambil mengguncang pundak mu berulang kali. Saat akhirnya kau tersadar, tiba-tiba saja kau memelukku. Mungkin kau memang mengenalku, tapi aq tidak mengenalmu, sama sekali. Bertemu saja rasanya tidak pernah. Jadi, sebenarnya siapa kau?" Seunghyun mendorong tubuhnya ke depan, lebih dekat ke arah q dengan tampang penasaran. Aq memandang kembali boneka di etalase, sambil menggigit bibir q, akhirnya aq mengaku.

"Seunghyun, sebenarnya....." Aq menarik nafas panjang-panjang. "Sebenarnya aq adalah boneka itu," Aq menunjuk boneka yang terpajang di etalase tokonya. Seunghyun pelan-pelan menoleh, kemudian melongo dengan tampang konyol.

"Hah?? kau adalah boneka itu?? Hahahaha.....hahahaha....hahaha..hahaha...." Seunghyun tertawa terbahak-bahak mendengar pengakuan q, dy terus memukul-mukul pahanya dengan girang. Lalu menutup mulutnya dengan tangan kiri, seakan-akan ingin mengehentikan tawanya, namun tetap tidak bisa. "Aq baru kali ini mendengar pengakuan seseorang yg sangat tidak masuk akal," Seunghyun kembali tergelak. Aq terpaksa tersenyum, menyesal sudah mengatakan hal yang menurutnya konyol. Akhirnya Seunghyun bangkit dari kursinya dan mengajak q kembali ke art shop nya. Dy masih tertawa, tapi kali ini mulai mereda. Aq melihat ke samping, ke wajahnya yg menghadap lurus ke depan. Lebih cerah dari pada tadi, mungkin karena lelucon q tadi, yah~ setidaknya aq bisa menghiburnya.

"Seunghyun~," Aq memanggilnya dengan sangat pelan, dan sepertinya dy tidak mendengar, tapi dy menoleh.
"Ada apa?" katanya sambil tersenyum. Nada suaranya seperti menggoda q.
"Aq senang...berada bersamamu seperti ini, akhirnya penantian q selama ini tercapai juga, aq bisa mengobrol denganmu, menggenggam tanganmu, bisa berhadapan denganmu. Sebelum aq bisa seperti ini, aq hanya bisa melihatmu itupun jika kau berada di depan q, jika kau di samping q ataupun di belakang q, aq tidak dapat melihatnya kecuali hanya mendengar langkah kakimu dan suara mu ketika kau berbicara. Aq senang kau mengajak q mengobrol, mengizinkan aq tinggal di rumah q, terima kasih~" Seunghyun terdiam memandang q, seolah-olah dy masih menganggap omongan q tidak masuk akal. Membuatnya bingung.

"Aq sebenarnya tidak begitu paham apa maksud omonganmu, aq berusaha mengerti sedikit demi sedikit kondisimu. Aq juga tidak tau kau berasal dari mana, mengamati q darimana. Saat aq menemukanmu, yang kau ingat hanyalah diri q, tapi dari tingkah lakumu, seolah-olah kau baru saja bebas di dunia ini. Yah~ mungkin memang kau kehilangan sebagian ingatanmu, terima kasih juga karena kau telah mengamatiku selama ini, dan hanya mengingat q ketika kau hampir kehilangan seluruh memorimu," Senyumnya merekah, lalu menggandeng tangan q dan membawa q ke dalam. Aq duduk di tempat q semula, menjaga toko bersamanya.

Hari sudah mulai siang, pengunjung mulai banyak berdatangan. Dari anak kecil, remaja, orang dewasa, sampai orang tua. Kebanyakan pengunjung adalah anak SMA yang sedang mencari hadiah ataupun benda-benda lucu untuk menghias barang-barangnya. Beberapa dari mereka memandang q, kemungkinan karena menyadari kehadiran q yang baru di sini. Beberapa yg lain ada juga yang memandangiku sinis, aq tau bahwa mereka cemburu melihat q berada di samping Seunghyun. Aq sempat menguping pembicaraan dua orang anak SMA yang cemburu pada q.

"Haisssh~ siapa gadis itu? kenapa dy berada di dekat Seunghyun oppa?"
"Sepertinya dy pegawai baru Seunghyun oppa, dy cantik!"
"Arghh~ apa katamu? dy tidak begitu cantik, dy aneh, dari tadi diam, pegawai apanya? tidak mengerjakan apapun!"
"Bilang saja, kau cemburu padanya khn? dy lebih cantikdaripada dirimu, dan dy diterima sebagai pegawai sedangkan kau tidak, hahaha"
"Erghhh!" gadis itu mengancam temannya sambil mengangkat kepalan tangannya dan mengarahkan kepada temannya, temannya berkelit dengan cepat. Aq tertawa kecil melihat tingkah mereka.

"Hei, Byul-sshi~ kenapa kau tertawa sendiri? apa yang kau tertawakan?"
"Tidak~, hahaha, tidak ada apa-apa" kataku sambil terus cekikikan. Dua remaja tadi menyadari aq menertawakan mereka, hingga akhirnya mereka pindah ke tempat lain. Seunghyun hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya.

------------------------------------------------

1 setengah bulan berlalu. Aq mulai terbiasa menjalani kehidupan q sebagai manusia, Seunghyun mengajariku banyak hal, seperti memasak, mencuci pakaian, membersihkan ruangan, membuat beberapa kerajinan tangan untuk di jual, dan masih banyak lagi. Walaupun banyak sekali kendala dan butuh waktu lama untuk mengajariku, tapi Seunghyun terus bersabar menghadapiku. Aq juga di suruh Seunghyun untuk bekerja padanya, setiap bulan aq akan dibayar dengan gaji yang cukup untuk memenuhi segala kebutuhan q. Aq mulai bisa membeli baju, tas, dan barang barang lainnya.

Karena aq sudah mulai bisa memasak, aq membagi jadwal memasak dengannya. Seperti di minggu pertama adalah jadwalnya memasak dan minggu berikutnya adalah aq. Terkadang ramuan masakan q tidak pas, hingga membuatnya memuntahkan kembali apa yang sudah dy makan, dan terpaksa kami membeli makanan di luar.

Sebelum tidur, terkadang kami nonton tv bersama, dy selalu menonton acara-acara komedi, aq ikut menikmatinya dan tertawa bersamanya. Dalam waktu sebulan ini, dy ada 3 kali mengajak q jalan-jalan, ke pantai satu kali dan ke taman kota dua kali. Dy membonceng q jalan-jalan dengan vespa antiknya. Aq membiarkan diriku memeluknya erat saat dy membonceng q, punggungnya hangat, membuat q bisa tidur kapan saja di punggungnya.

Setiap malam, Seunghyun selalu membiarkanku untuk tidur di kamarnya, sedangkan dy tidur di ruangan bawah. Kadang aq kasihan kepadanya, karena aq, dy tidak bisa menikmati kamarnya sendiri. Pada suatu hari, aq pernah memintanya untuk tidur di kamarnya sendiri, sedangkan aq tidur di bawah, tapi dy tidak mengizinkannya. Dy takut aq sakit karena udara yang lebih dingin di ruangan bawah daripada di kamarnya.

Aq bahagia menjalani hidup q seperti ini. Seunghyun dan aq menjalani kehidupan bagaikan sepasang kekasih yang hidup bersama. Banyak sekali gadis-gadis yang iri pada q. Beberapa dari mereka sama seperti 2 anak SMA yang dulu. Memandang q sinis, membicarakan q yang buruk-buruk, dan tidak ramah kepada q. Setiap aq menyapa mereka, mereka seakan-akan sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing sampai mereka tidak sempat menyapa q kembali.

Tidak akan kubiarkan setiap kesempatan bersama Seunghyun lewat begitu saja. Apalagi setelah aq mendapatkan sebuah mimpi aneh beberapa hari yang lalu. Aq di datangi oleh seorang wanita cantik dalam mimpi q. Wanita itu sangat cantik, kulitnya putih dan memancarkan cahaya yang menyilaukan, dy bagaikan malaikat. Tubuhnya di balut gaun yang sangat indah, permata di mana-mana. Kemudian wanita itu menghampiri q, membisikkan sesuatu yang mengejutkan di telingaku. Dy berkata bahwa dy meminjamkan tubuh yang sekarang aq gunakan hanya untuk sementara, suatu saat nanti aq akan kembali ke tubuh boneka q. Tapi, entah sampai kapan aq tidak tau, aq terbangun saat wanita itu hendak mengucapkan kata-kata penting itu. Huff~ seolah-olah aq diberitahu, bahwa aq tidak akan bisa selamanya menghabiskan waktu q dengan Seunghyun. Aq menangis setelah terbangun dari mimpi q itu, namun aq berusaha melupakannya dan menjalani apapun yang terjadi sekarang. Berusaha menikmatinya~, bersama Seunghyun.


------------------------------------------ T*B*C-------------------------------------------------

Comments (0)

Post a Comment

Comment Like Oxygen ^^