My 3rd FF : It's You

Posted by Cha Fani | Posted in | Posted on 8:42 AM

Annyeong Chinguuu XDD
Dku kembali lagi nieh bqin FF again..n again..n again….
N Again2 lagii~ tkoh pendamping yg bkal mendampingi tkoh utama na adalah KEY si akang Kunci.
Miann yaa,, dku bqin lagi,, pdhl 2 FF sblum na ajha blum selesai
*d bantai reader* XP
Hahaha,,
Tpi maklumlah,, ide saia lagi mengucur dengan deras na n gak bsa d bendung,, jdi na gak tahan bqt bqin FF bru lagi. Cma tenang ajha,, FF sbelum na bkal eke lanjutin koq,, tpi gak skrg,, cz lagi gak ad ide bwt ngelanjutinn~
Okeehhh~,, selanjutnya silahkan baca ajha yaaa~
Seperti byasa nieh,, kritikk, komenn, cacian makian, di persilahkan~
Hope u like my new FF ^^

Cast:
Aisha as Kim Shin Ae
(Key) Kim Ki Bum SHINee belong SME
Lee Jin Ki SHINee belong SME
Sena as Choi Se Na

Terlihat dari kejauhan, seorang cowok setengah baya tengah mengendarai sebuah motor sport yang melaju dengan kecepatan kurang lebih 200 km/jam. Cewek yang berada di belakangnya yang tak lain adalah kekasih cowok itu nampak kesal dan mengomel-ngomel selama perjalanan.

"Key! apa kau sudah gila mengendarai motor secepat ini?! jangan ngebut2, aq takut Key! jebal~"

"Kau ini penakut sekali sih, aq sudah biasa seperti ini, kalau aq mengendarainya perlahan tidak akan seru. Diam dan nikmatilah~ ara?"

"Tapi.........Ya!!! Keyyyy!!!!!! Awassss di depan mu!!!!!" Key terbelalak kaget melihat sebuah truk melaju dari arah yang berlawanan, supirnya terlihat mengantuk hingga dy mengendarai truknya keluar jalur. Key berusaha mengalihkan motornya ke arah lain, tidak di sangka2, di jalur sebelahnya ada mobil yang juga melaju sangat kencang sampai pada akhirnya tabrakan terjadi. Mobil itu membentur bagian depan motor key dengan sangat keras, Key dan Shin Ae terlempar sedangkan motor mereka terseret sejauh 5 meter. Truk dan mobil tadi mengerem bersamaan, sedangkan mobil-mobil lain yang berada di belakangnya juga ikut rem mendadak dan kecelakaan beruntun tidak dapat dihindari.
Suasana hening seketika. Shin Ae yang tadi terlempar dan sekarang berada dalam posisi telungkup, masih memiliki sedikit kesadaran. Dy mengadahkan wajahnya, melihat sosok di depanya sudah terkapar penuh darah, dengan helm di sisinya. Shin Ae berusaha berdiri untuk menghampiri sosok itu, tetapi badannya susah dibangkitkan.

"Keyy~........, Key~.........., Key~........," Shin Ae berkali-kali menyebutkan nama itu dengan nada suara lemah. Tangannya berusaha menggapai sosok tadi, namun tidak sampai dan kembali tergeletak lemas di aspal. Shin Ae sudah tidak kuat, dy merasa dirinya sebentar lagi akan mati. Samar-samar terdengar sirene ambulan dan mobil patroli memecah keheningan di malam maut itu. Beberapa saat kemudian Shin Ae dapat merasakan tubuhnya di angkut oleh beberapa petugas. Lalu, hilanglah kesadarannya.

------***-------

Perlahan-lahan, Shin Ae membuka matanya. Dy mengamati ruangan yang di tempatinya. Ruangan itu sangat asing, dan juga baunya aneh. Barulah iya tersadar bahwa dirinya sedang berada di rumah sakit. Ingatan tentang kecelakaan yg dialaminya kemarin malam kembali sedikit demi sedikit.

"Keyyyy!!!" Dy menjerit dan meneriakan nama kekasihnya, Key. Teringat bahwa kemarin dy melihat Key sudah tak berdaya, terlentang dengan darah di mana-mana. Tiba-tiba dy meringis kesakitan, Shin Ae memegangi kepalanya yang di perban. Sekilas pandangannya kabur, dan kepalanya sedikit pusing. Dy melirik lemah ke setiap sudut ruangan, sayangnya dy tidak menemui satu orang pun di sana. Ketika itu, terdengar suara pintu di buka, Shin Ae langsung tanggap dan berharap bahwa Key lah yang datang. Alangkah kecewanya ketika dy mendapati seorang dokter perempuan dan dua suster yang masuk ke kamarnya. Dokter itu hendak memeriksa kondisinya. Shin Ae hanya terdiam dan menurut saat dokter itu melakukan pemeriksaan.

"Nah, Shin Ae ssi, pemeriksaan sudah selesai dilakukan, tidurlah kembali agar daya tahan tubuhmu lebih kuat," setelah berkata begitu, dokter itu pun berbalik menuju pintu keluar. Belum sampai dokter itu menggenggam pegangan pintu, Shin Ae memanggilnya.

"Dokter..tunggu!" panggil Shin Ae. Dokter itu kembali melihat Shin Ae, menanggapi panggilannya.

"Ne? ada apa Shin Ae ssi?"

"Engg...., apakah anda tau, di mana Key?" Dokter itu terdiam sejenak mendengar pertanyaan Shin Ae, begitu juga dengan dua suster di sampingnya. Shin Ae masih memandangnya penasaran dan menunggu jawaban dari dokter tersebut. Selama 2 menit di tunggu, masih saja belum ada jawaban. Shin Ae mulai merasa gelisah, karena rasa penasarannya belum terjawab. Dy bertanya sekali lagi pada dokter itu, di mana Key berada. Akhirnya dokter itu menarik nafas dalam-dalam, seakan-akan sedang berusaha mengumpulkan keberanian untuk menjawab pertanyaan Shin Ae.

"Key...maksudmu...Kim Ki Bum?" Dokter itu bertanya hati-hati, Shin Ae hanya mengangguk pelan. Dokter itu terdiam lagi, lalu saling berpandangan dengan suster-suster.

"Mianhamnida sebelumnya Shin Ae, kami...para dokter sudah berusaha melakukan yang terbaik, tapii....." Shin Ae mengerutkan keningnya, mendengar pernyataan dokter barusan, prasangka buruk mulai menjalari pikirannya. Bibirnya mulai bergetar.

"M..maksud anda..dokter?" Shin Ae memotong pembicaraan dokter itu.

"Maksud saya...., kami.....sudah tidak bisa..menyelamatkan nyawa Key, dy sudah...meninggal..." dokter itu menunduk, berbalik kemudian meninggalkan Shin Ae yang matanya mulai berkaca-kaca, tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. Air matanya mulai mengalir membasahi pipinya, wajahnya memerah. Perasaan kaget, sedih, kecewa, dan marah, bercampur menjadi satu. kedua tangannya meremas selimut, kepalanya menunduk, tangisan na semakin keras. Shin Ae meraung-raung, dy melempar apapun yang ada di dekatnya ke segala arah. Dy merasa tidak tahan, dan tidak dapat menerima semua kejadian ini. Kata-kata "meninggal" terngiang-ngiang terus di otaknya.

"Babooo...!! babooo!! Key babooo!" teriaknya sambil terus sesengukan.

-------***--------

Setelah semua kejadian itu, selama beberapa hari, Shin Ae susah makan, perasaan na masih sedih semenjak ia di tinggal oleh Key. Boneka, gelang, atau apapun barang-barang yang diberikan Key untuknya, dy kumpulkan dan dy taruh di atas kasurnya, dy elus-elus, sambil sesekali menangis. Banyak sekali kenangan yang selama ini sudah ia ukir bersama Key. Appa dan eomma na sudah melakukan berbagai cara untuk membuat Shin Ae kembali bersemangat dan ceria, namun usaha yang mereka lakukan sia-sia. Mereka sudah membawa Shin Ae pergi berjalan-jalan, menyuruh teman-temannya untuk mengunjunginya, membelikan apapun yang Shin Ae inginkan, namun tetap saja Shin Ae tidak bisa melepaskan bayang-bayang Key. Sampai akhirnya eomma hampir menyerah, dan mengambil semua barang-barang pemberian Key lalu membakarnya di tungku untuk menghilangkan jejak-jejak Key dalam benak Shin Ae. Shin Ae yang mengetahui perbuatan eomma na langsung mengamuk dan semakin marah. Untunglah akhirnya appa mengusulkan untuk pindah rumah dan memindahkan Shin Ae ke sekolah lain. Ini semua demi Shin Ae, agar kesedihan yang dialami Shin Ae tidak berlarut-larut.

Sejak kecelakaan itu juga, sekarang Shin Ae mulai menggunakan kacamata karena dy mengalami gangguan pada matanya. Penampilannya juga mulai sedikit berubah, tidak seperti dulu, Shin Ae yang sekarang terlihat lebih dewasa, kemungkinan karena dy menyadari bahwa dirinya tidak boleh terus tenggelam dalam duka dan perlahan-lahan ia bangkit hingga hal itu membuatnya semakin dewasa. Kini, sudah tidak ada Key lagi dalam hidup Shin Ae, bayang-bayangnya hanya masa lalu. Tidak ada lagi yang menemaninya berjalan-jalan seperti biasa, tidak ada lagi yang menjemput dan mengantar Shin Ae ke sekolah, Tidak ada lagi yang memberikannya kejutan berupa hadiah menarik yang disukai Shin Ae, tidak ada lagi kejadian-kejadian lucu dan aneh yang akan di alami Shin Ae bersama Key. Semuanya hanya tinggal kenangan~

----------***----------

Dua tahun berlalu dengan sangat cepat, Kim Shin Ae tengah berlari terburu-buru menuju sekolahnya, dy mengejar waktu karena hampir terlambat. Tas ranselnya hanya di kaitkan di bahu kanannya, sedangkan tangan kirinya menenteng map berwarna hijau. Kacamatanya tidak terpasang dengan baik saking ingin cepat-cepat. Semakin lama, kaki Shin Ae membawa Shin Ae berlari lebih laju. Tiba-tiba dy teringat akan tugas sekolahnya, dy takut lupa membawanya, kemudian dy memeriksa isi map hijaunya sambil terus berlari. Shin Ae tidak menyadari bahwa di depannya ada seseorang. Alhasil, Shin Ae menabrak orang itu dari belakang, kacamatanya terlepas dan terlempar entah ke mana, sedangkan dirinya jatuh terduduk.

"Gwaenchana..?" tanya seseorang yang tadi baru saja ditabrak oleh Shin Ae. Dari suaranya yang sedikit berat, Shin Ae yakin bahwa orang yg ditabraknya tadi adalah seorang cowok. Cowok itu menyodorkan tangannya untuk membantu Shin Ae, Shin Ae menggapainya dan akhirnya dy bisa bangkit sambil meringis kesakitan karena benturan di pantatnya tadi.

"Mianhe~ mianhee~, Aq tidak sengaja," Shin Ae berkali-kali membungkuk.

"Ahh~ Gwaenchanaa~, hahahahaha, tenangkanlah dirimu, aq tidak luka, justru aq mengkhawatirkan dirimu, apa ada yang terluka?" cowok itu menatap Shin Ae dengan pandangan khawatir, dy berbalik menatap cowok itu, namun pandangannya kabur sampai-sampai dy menyipitkan matanya.

"Aniyo~, aq tidak apa-apa, hanya sedikit sakit saja saat aq terjatuh tadi, hehe" jawab Shin Ae malu-malu. " Ahh~, ngomong-ngomong, apa kau melihat kacamata q?"

"Ini, tadi terjatuh di samping kaki q, untung saja tadi aq tidak melangkah ke samping, jika saja itu terjadi, hancurlah kacamatamu,"

"Ohh~ gomawoyo," Shin Ae menerima kacamata itu dan memasangnya kembali. Kali ini dy memasang kacamatanya jauh lebih baik dari saat pertama tadi. Setelah memasang kacamatanya, dy menatap cowok itu kembali. namun kali ini raut wajahnya berubah ketika melihat tampang cowok di hadapannya. Dy sangat terkejut, wajah itu.....

"Key??!!!"

Comments (0)

Post a Comment

Comment Like Oxygen ^^